Analisis KontraS : Kejanggalan Penggerebekan oleh Densus 88 di Ciputat - KOKAMEDIA
Headlines News :
Home » , » Analisis KontraS : Kejanggalan Penggerebekan oleh Densus 88 di Ciputat

Analisis KontraS : Kejanggalan Penggerebekan oleh Densus 88 di Ciputat

Written By Jurnalis on Monday, January 6, 2014 | 3:20 AM



Sementara banyak komentar negatif akibat Densus 88 yang kearap menembak mati terduga teroris, baca Sepak Terjang Densus, Apa Kata Mereka?. KontraS menilai ada kejanggalan dalam penggerebekan terduga teroris tersebut yang hal ini menambah daftar hitam Densus 88

Semisal pada baku tembak Densus 88 di solo tahun 2012, yang menurut Indonesia Police watch (IPW) dalam kasus tersebut pistol yang disita dari terduga teroris yaitu jenis Bareta dengan tulisan Property Philipines National Police. Padahal Kapolresta Solo, Kombes Asdjima'in mengatakan jika senjata yang digunakan untuk menembak polisi di Pospam Lebaran yaitu jenis FN kaliber 99 milimeter. Baca : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/09/02/m9q0wr-tiga-kejanggalan-penembakan-teroris-solo

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai ada sejumlah kejanggalan yang dilakukan Densus 88 AntiTeror (AT) dalam penggerebekan di Ciputat pada Selasa (31/12/013) malam hingga Rabu dini hari (1/1/2014) lalu.  Kejanggalan terutama pada soal tembak mati yang dilakukan Densus 88.

Berikut rilis KontraS yang dikutip dari detik.com, Ahad (5/1/2014):

1. Lokasi rumah terduga teroris telah lama diintai

KontraS menerima informasi warga bahwa intel sering berkeliaran di sekitar lokasi penggerebekan. Intetitas intel semakin meningkat sekitar 1 minggu sebelum penggerebekan.

“Pada malam satu hari sebelum terjadi penggerebekan, dua orang yang diduga intel juga sempat mendatangi rumah terduga ,” kata koordinator Kontras Aris Azhar.

Informasi lainnya, pada hari Senin 30 Desember 2013 terlihat beberapa mobil mondar-mandir di sekitar lokasi rumah yang diintai densus.

2. Intel sempat minta warga mengungsi

Pada 31 Desember 2014, siang hari, sebelum terjadi penggerebekan, aparat kepolisian menyuruh warga menjauh dari lokasi. Sebagian warga meninggalkan lokasi pergi ke rumah-rumah saudaranya, kecuali beberapa orang yang tidak bersedia menghindar lantaran menjaga keluarganya yang sedang sakit.

“Pengusiran warga dari lokasi disinyalir sebagai upaya Densus 88 AT untuk meminimalisir korban di pihak penduduk sekitar dan hal ini patut diduga sebagai bagian dari mobilisasi terencana untuk penindakan terhadap terduga, yang kemudian berakhir dengan korban jiwa,” jelasnya.

3. Hidayat ditembak tanpa perlawanan bukan dalam baku tembak

Hidayat adalah orang pertama yang ditembak oleh Densus 88 AT. Hidayat disebut ditembak tanpa perlawanan saat keluar dengan seorang warga untuk membeli makan malam.

“Hidayat ditembak tanpa ada perlawanan yang membahayakan aparat. Namun menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar bahwa terjadi baku tembak antara anggota Densus 88 AT dengan Hidayat,” kata Aris.

Menurut Aris, Densus 88 AT telah menguntit Hidayat dari belakang dan menyergapnya. Anggota polisi telah siap mengarahkan tembakan ke Dayat yang mengakibatkan Dayat meninggal. Boy Rafli Amar juga disebut memberikan keterangan yang berbeda soal dua orang dilumpuhkan karena berusaha melarikan diri menggunakan motor Honda Supra B 6516 PGE.

4. Lokasi baku tembak yang janggal

Usai menembak Dayat, polisi langsung menggerebek rumah lainnya. Disebut terjadi baku tembak, namun KontraS tidak menemukan bukti terjadinya tembak-menembak.

“Jika benar terjadi kontak senjata sebagaimana disampaikan oleh Polisi, berarti ada bangunan-bangunan di depan rumah yang terkena tembakan peluru milik terduga,” ujar Haris.

“Namun sejauh ini tidak ada bekas peluru di bangunan Mushalla atau rumah warga yang berada di depan rumah terduga,” tambahnya.

5. Soal penemuan bom di rumah terduga

KontraS menyebut ada keterangan yang berbeda soal penemuan bom di rumah terduga. Namun anehnya tidak ada bekas bom yang meledak di luar rumah terduga.

Keterangan yang berbeda tersebut berasal dari Komisioner Kompolnas Syafriadi Cut Ali yang mengatakan bahwa terduga melempar dua bom keluar, satu meledak satu tidak, sedangkan keterangan Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan menemukan enam bom rakitan di dalam rumah dan satu ditemukan sudah meledak.

“Pernyataan tersebut kontradiksi. Jika mengacu ke pernyataan Syafriadi, artinya ada bekas ledakan bom di luar rumah, ada bangunan yang rusak. Sementara pernyataan Boy Rafli yang menyatakan ada bom meledak di dalam rumah makin memperdalam kebingungan publik. Sebab, jika satu bom meledak di dalam rumah, pasti rumah tersebut rata dengan tanah dan orang-orang di dalamnya hancur. Sejauh ini, rumah terduga hanya terlihat bolong di atap dan beberapa bekas peluru di dinding,” jelasnya.  (kokam.or.id/republika/detik)
Share this article :
Comments
0 Comments

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Random Post

 
KOKAMEDIA
Copyright © 2012. KOKAMEDIA - All Rights Reserved
Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah, Jurnalism enthusiast.
Proudly powered by Blogger Theme modif from : Creating Website
KOMANDO KESIAPSIAGAAN ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH