|
foto: voa Islam |
Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, Ketua dari Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) berpndapat bahwa sudah tidak ada lagi partai Islam di Indonesia. Pernyaataan tersebut disampaikan kepada wartawan Islampos.com di sela-sela acara Seminar Pemikiran Islam kerjasama antara PKU ISID Gontor dengan Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Sabtu (1/3/2014) di Sekretariat INSISTS Kalibata, Jakarta.
Dalam kesempata itu Ketua MIUMI ini juga menjelaskan bahwa MIUMI sebagai sebuah majelis, tidak akan turun ke ranah politik praktis. "Kita tidak ingin terjebak dalam pilihan-pilihan yang sebenarnya tidak bisa kita pilih. MIUMI akan tetap fokus pada orientasi keilmuan" tururnya.
Ditanya bagimana nasib politik Islam oleh tidak adanya partai Islam saat ini, Dr. Hamid Fahmi Zarkasy menjelaskan bahwa Saat bertemu dengan para anggota parpol Islam di Arrahmah Quranic Learning (AQL) Islamic Center, Ia berpesan pada mereka bahwa parpol Islam ini perlu mempelajari Fiqh kekuasaan dan Fiqh perbedaan, dua pemahaman ini yang hilang, kita mau berkuasa atas dasar apa? Kita juga berbeda atas dasar apa?
Menurutnya, Sekarang saja partai Islam menjadi partai terbuka, ini terbukanya atas dasar apa? partai Islam jadi partai terbuka sampai terlihat auratnya. Sudah tidak ada lagi partai Islam di Indonesia, ini pada dasarnya dikarenakan cara pandang (worldview) Islamnya rusak.
Diakhir wawancara tersebut Dr. Hamid Fahmi Zarkasy berpesan, walaupun keadaan sudah seperti ini kita harus terus berusaha, apa yang ada harus kita perbaiki. Walau sudah tidak bisa berharap dari politik dan kekuasaan kita masih bisa membimbing masyarakat lewat lembaga-lembaga Islam. Tugas kita saat ini adalah membentuk masyarakat yang solid. Ketika masyarakat solid, kekuasaan dengan sendirinya akan terpengaruh. [kokamedia/
islampos]